BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Seni
budaya dan keterampilan merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang
diberikan bagi murid SD guna menumbuhkan kepekaan rasa keindahan/ estetika, keunikan,
sehingga bermanfaat bagi peserta didik. Diantaranya membentuk sikap kreatif,
apresiatif, dan kritis. Disamping itu juga menumbuh kembangkan sikap hidup yang
toleran karena kemajemukan seni yang ada di Nusantara. Dengan berkembangnya
kreatifitas siswa, juga tidak menutup kemungkinan dapat meningkatkan kecerdasan
siswa dalam bidang pendidikan yang berbasis Budaya.
Dengan
adanya latar belakang hal di atas, maka kami bermaksud membuat portofolio
berkenaan hasil karya seni selama proses perkuliahan tengah semester.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
itu Seni?
2. Apakah
yang dimaksud menggambar menggunakan benang?
3. Apakah
yang dimaksud inkblot?
4. Apakah
yang dimaksud menggambar dengan tiupan?
5. Apa
itu mencetak dan bagaimana contoh-contoh mencetak?
6. Bagaimana
cara pembuatan Bunga?
C.
TUJUAN
Memperdalam materi tentang seni;
Mengetahui menggambar menggunakan
benang;
Mengetahui inkblot;
Mengetahui menggambar dengan tiupan;
Mengetahui mencetak dan contoh-contoh
mencetak;
Mengetahui pembuatan bunga.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
SENI
Seni adalah proses yang sengaja mengatur
unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup
berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik,
sastra, film, patung, dan lukisan.
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,
seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan
melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
Pendidikan seni adalah segala usaha
untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan
kegiatan artistiknya berdasarkan aturan-aturan estetika tertentu.
Seni
rupa dapat berfungsi sebagai:
1. Media
Ekspresi
2. Media
Ekspresi
3. Media
Komunikasi
4. Media
Pengembangan Bakat
5. Media
Pendidikan
Jenis
Karya Seni Rupa
1. Karya
rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana
ekspresi komunikasi, rekreasi dan terapi. Karya seni rupa murni ini dapat
berupa dwimarta ataupun trimatra.
2. Karya
seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional. Karya seni rupa
ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta.
Berikut
akan dijelaskan dengan berbagai contoh karya seni rupa dua dimensi.
B.
TARIKAN
BENANG
Bahan
dan alat yang diperlukan: benang kasur, pewarna, kertas HVS/gambar, koran bekas
(alas meja), tempat pewarna(wadah air kecil).
Prosedur
pengerjaan:
Siapkan adonan pewarna seperti pada
proses batik sederhana.
Ambil benang kasur sepanjang 40 – 45 cm.
Celupkan sebagian besar benang tersebut pada larutan pewarna. Kalau larutan
pewarna dirasakan terlalu banyak menempel pada benang, sebaiknya diperas
dahulu. Pewarna yang terlalu banyak menempel pada benang akan mengakibatkan
hasil yang kurang memuaskan.
Letakkan benang tersebut pada kertas
yang sudah diletakkan di atas alas koran. Apakah letak benang mau diatur atau
bebas bergantung pembuat. Ujung benang yang tidak terkena warna, harus ada di
luar bidang kertas.
Lipatlah kertas tadi di tengah-tengah
sisi panjangnya.
Sambil menekan kertas dengan salah satu
telapak tangan, tariklah benang sampai keluar dari lipatan kertas. Arah tarikan
bebas.
Buka lipatan kertas. Gambar apa yang
terjadi?
Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam
satu bidang gambar/ kertas, lakukan kegiatan yang sama seperti di atas. Dengan
mengubah letak benang, akan diperoleh gambar baru.
Bila dikehendaki gambar berwarna (lebih
dari satu warna), yang harus dilakukan adalah: menarik benang beberapa kali
sesuai dengan jumlah benang yang dicelupkan pada warna yang berbeda, menarik
satu kali tarikan seutas benang yang dicelupkan pada beberapa warna, menarik
satu kali tarikan sejumlah benang yang sudah memiliki warna masing-masing.
Bahan yang diperlukan pada kegiatan ini
hampir sama dengan kegiatan tarikan benang. Malahan benangnya sendiri pada
inkblot tidak diperlukan.
Prosedur pengerjaannya:
Teteskan warna yang sudah disiapkan
terlebih dahulu di atas kertas yang sudah dialasi koran bekas.
Lipat kertas tersebut pada tengah-tengah
sisi panjangnya.
Kertas yang sudah dilipat digosok dengan
pinggir telapak tangan serata mungkin terutama pada bagian yang ditetesi
pewarna.
Buka lipatan kertasnya! Gambar apa yang
terjadi?
Untuk menghasilkan gambar yang berwarna
lebih dari satu, ulangi beberapa kali kegiatan seperti di atas, tentu saja
warna yang diteteskan kemudian harus berbeda dengan warna sebelumnya.
Dengan meneteskan -sekaligus- beberapa warna pada
permukaan kertas, dan kemudian melipat serta menggosoknya akan dihasilkan pula
gambar yang multi warna.
GAMBAR
TIUPAN
Bahan
yang diperlukan sama seperti inkblot, tambahannya adalah sebuah sedotan
minuman.
Proses
pengerjaannya:
Teteskan cairan pewarna pada kertas yang
sudah diletakkan di atas kertas koran.
Tiuplah tetesan warna itu dengan
menggunakan sedotan. Sambil meniup, sedotan itu digoyang-goyangkan sehingga
tetesan warna akan menyebar ke berbagai arah. Usahakan tidak ada ujung tetesan
yang masih menggenang. Tiup sampai habis.
Dengan meneteskan beberapa warna berbeda
dapat menghasilkan gambar yang beranekawarna.
MENCETAK
Mencetak adalah salah satu kegiatan dalam seni rupa
untuk memperbanyak gambar dengan alat cetak/ acuan/ klise dengan cara menggores
atau mencukil pada sekeping papan, gips, logam, atau bahan lainnya.
MACAM-MACAM
Berbagai
macam proses mencetak, antara lain:
1.
Cetak
Tinggi (alto relief print)
Yakni
seni cetak yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta dan
diletakkan path permukaan kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas yang
sesuai dengan bagian yang timbul path cetakan (klise).
Proses
cetak tinggi menggunakan klise/ acuan/ alat cetak yang akan menghasilkan gambar
dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak dioles dengan tinta, bagian yang
menonjol atu akan menerima tinta. Jika klise/ alat cetak itu ditempelkan pada
kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar pada kertas.
Contoh
cetak tinggi yang sederhana ialah: stempel, jari, uang logam, potongan pelepah
pisang, tutup botol, kulit kacang, buah-buahan, rol tissu dan benang ditempel,
cukilan ubi/ wortel, dan sebagainya.
Pembuatan
klise untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan guntingan gambar,
dan selanjutnya dapat untuk mencetak, contohnya media berupa: guntingan gambar,
papan/ karet (linolium)/ ubi, cat poster/ pewarna kue, pensil, kuas atau
pencukil, dan kertas gambar.
Cara pembuatan:
a. Gambar
ditempelkan pada papan atau karet atau ubi;
b. Pola
ditoreh/ dicukil dengan pisau/ alat pencukil;
c. Klise/
alat cetak selesai;
d. Klise/
alat cetak dioles dengan tinta;
e. Cetakan
ke atas kertas gambar;
f. Jadilah
gambar cetakan.
Adapun contoh lain adalah Cetak Penampang, Daun-daunan, dan Umbi-umbian
Bahan dan alat yang diperlukan:
kertas, pewarna, pelepah daun, buah, daun-daunan, umbi-umbian, pisau, cutter,
silet, alas pewarna, spon/busa, kapas, koran bekas. Proses pengerjaannya:
a)
Pilihlah penampang apa yang akan
dijadikan acuan cetaknya pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang
sering dijadikan acuan cetak adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas,
pelepah daun pepaya. Buah belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.
b) Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter atau
silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata. Kerataan
permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.
c) Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan bahan
acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan, cukup
disediakan serbuk pewarna saja. Pewarna akan menjadi cair setelah bersatu
dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila acuan cetaknya tidak mengeluarkan
cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang sudah dicampur dengan air.Pewarna
serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang bentuknya datar dan rata
misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring. Penampang acuan cetak yang
mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna yang ditaburkan di alas
hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai. Pewarna cair dapat
dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.
d) Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
ikutilah petunjuk ini.
1. Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada pewarna yang ada
pada alas warna tadi.
2. Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada kertas
yang sudah diletakkan di atas koran.
3. Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera pada
kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti yang
dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang sama
atau yang lain.
4. Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan), pengisian
warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada spon/busa,
atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada
pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.
5. Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak tidak
berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya tidak
akan memuaskan.
Proses pencetakkan daun-daunan
dilakukan sebagai berikut:
o
Pilihlah bentuk daun yang menarik
serta ukurannya tidak terlalu lebar.
o
Siapkan pewarna pada alas warna
seperti pada cetak penampang. Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata
keadaannya, serta tidak terlalu encer.
o
Tempelkan permukaan daun tadi
serata mungkin pada alas pewarna.
o
Selanjutnya permukaan daun yang
sudah berwarna tadi tempelkan pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu.
Gosoklah permukaan daun itu dengan hati-hati. Agar aman dan leluasa menggosok,
simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.
Pada cetak umbi-umbian, kita harus
membuat acuan cetak terlebih dahulu. Umbi-umbian yang biasa digunakan untuk
acuan cetak diantaranya adalah: ubi jalar, kentang, talas, wortel, ketela
pohon.
Proses kerjanya sebagai
berikut:
o
Potonglah umbi yang sudah dipilih untuk
acuan cetak serata mungkin.
o
Buatlah gambar/bentuk pada permukaan
potongan yang rata tadi.
o
Selanjutnya hilangkan atau rendahkan
bagian permukaan yang nantinya tidak akan memindahkan gambar/bentuk dengan
jalan mengerat atau menorehnya.
o
Siapkan pewarna sebelum melakukan
pencetakkan. Namun sebaiknya lihat kembali proses pencetakan penampang yang
basah dan yang kering. Pada cetak umbi-umbian-pun berlaku hal seperti itu,
karena ternyata ada umbi- umbian yang masih mengandung cairan dan sebaliknya.
Oleh sebab itu untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang masih basah, gunakan
serbuk warna. Sedangkan untuk acuan cetak dari umbi-umbian yang sudah kering,
pewarna harus dicampur dahulu dengan air. Sekali lagi tata cara pencetakkannya
lihat proses cetak penampang.
Perlu
diperhatikan agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan
umbi-umbian), digunakan alas yang agak empuk. Alas yang keras kurang baik hasilnya.
2.
Cetak
Datar (planografi print)
Yakni
seni cetak yang proses pembuatan cetakan (klise) hampir sama dengan seni cetak
dalam, contoh seni cetak photo copy atau seni cetak yang mengunakan media
scener.
Contoh yang sederhana adalah cetak
agar-agar.
Media:
agar-agar, air, lem arab, gula pasir, dan glaserin, seng tempat untuk
menuangkan, kompor, kertas gambar, tinta.
Urutan
kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat
adonan acuan dengan menggunakan agar-agar, yakni, rendam agar-agar dengan air
dingin selama 5 menit. Kemudian agar-agar dimasukkan ke dalam air mendidih
sehingga menjadi cairan. Masukkan lem arab, glaserin, seperlunya kemudian aduk
sampai merata. Selanjutnya dituang ke dalam seng sampai penuh rata dan membeku.
b. Membuat
gambar pada kertas dengan tinta
c. Letakkan
kertas itu pada permukaan agar-agar yang disiapkan terlebih dahulu. Permukaan
kertas bergambar berada dibawah menempel pada agar-agar. Tekanlah kertas itu
samapi rata pada agar-agar, lalu angkatlah dengan hati-hati. Gambar tadi
menempel pada permukaan agar-agar. Jika kemudian kertas kosong diletakkan pada
agar-agar itu ditekan sampai rata, lalu diangkat, gambar akan tercetak pada
kertas itu.
Sekarang hampir semua percetakan menggunakan mesin
cetak ofset yang berdasar pada proses cetak rata/ datar. Acuannya disebut
pelat. Bagian yang menghasilkan gambar mampu menangkap tinta, tetapi menolak
air. Sebaliknya bagian pelatnya menolak tinta, tetapi menarik air. Tinta yang
dioleskan pada pelat itu dicampur air menurut perbandingan tertentu. Jika tinta
dioleskan pada pelat, hanya bagian yang akan menghsilkan gambar saja yang akan
menerima tinta, selanjutnya pindah pada kertas yang dicetak.
3.
Mencetak
bayangan
Mencetak bayangan merupakan kegiatan
berkarya seni rupa yang menghasilkan gambar bayangan.
Media yang digunakan diperlukan kertas
gambar, daun atau guntingan gambar, cat air, cat semprot, atau pewarna kue,
sikat gigi bekas dan sisir.
Cara mencetak:
a. Daun
atau guntingan gambar diletakkan di atas kertas gambar,
b. Cara
mencetak dengan sisir atau dengan semprotan,
c. Setelah
cat kering, daun atau guntingan kertas diangkat. (Dr. Cut Kamaril, dkk, 2002:
4.45 – 4.53)
F.
BUNGA
Alat dan bahan:
Alat :
Gunting
Penyerut/ Serutan
Bahan :
Sedotan Besar dan Warna
Tangkai
Daun
Putik
Vas Bunga
Cara pembuatan:
1. Sebuah
sedotan besar dipotong menjadi empat bagian;
2. Selanjutnya
salah satu potongan tersebut dilipat menjadi dua bagian sama panjang dan
digunting membentuk belah ketupat pada lipatan;
3. Dari
arah samping dipotong setengah lingkaran sampai sedotan membelah menjadi dua;
4. Potongan
sedotan diserut;
5. Masukkan
sedotan yang sudah diserut pada tangkai yang sudah diberi daun dan kelopak;
6. Buat
seperti langkah diatas hingga menjadi beberapa buah;
7. Dirangkai
dan hiasi dengan putik.
8. Susun
bunga secara menarik dan taruh pada vas bunga yang sesuai.
BAB
III
PENUTUP
A. Tarikan
benang merupakan menggambag menggunakan media benang dengan cara mencelupkan
benang ke dalam cairan warna.
B. Inkblot
dengan meneteskan sekaligus beberapa warna pada permukaan kertas, dan kemudian
melipat serta menggosoknya sehingga akan dihasilkan pula gambar yang multi
warna.
C. Gambar
tiupan merupakan menggambar dengan teknik meniup menggunakan sedotan.
D. Cetak
tinggi yakni seni cetak yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta
dan diletakkan path permukaan kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas
yang sesuai dengan bagian yang timbul path cetakan (klise).
E. Mencetak
bayangan merupakan kegiatan berkarya seni rupa yang menghasilkan gambar
bayangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar